Kamis, 13 Oktober 2011

Saling Bergabung Diri dalam Komunitas Tilawati


Pada hari Kamis, 13 Oktober 2011, pukul 10.30 s/d 11.00, di Masjid Kampus IKIP PGRI, Jl. Lontar Semarang, beberapa personal sebagai muslim bertemu saling menggabungkan diri dalam kebersamaan Komunitas Tilawati. Personal-personal tersebut adalah :Rifandiya, Lina Ismi Errawati, Febriyanti Panji L, Wahyu Mardalena dan Sarah Farida Agustina.

Saling bergabung diri personal-personal ini dalam Komunitas Tilawati adalah untuk tidak berlepas diri dari tanggung jawab dan konsekuensi persaksian masing-masing pribadi Muslim pada syahadat kedua bahwa Muhammad adalah Rasul Allah.
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ
Tanggung jawab diri sebagai muslim itu adalah agar tidak berlarut-larut dalam kesalahan dan dosa pada tuntutan di hadapan Allah Subhaanahu wa Ta'alaa di dunia dan di akhirat bahwa apakah missi kerasulan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam yang diantaranya adalah mentilawahkan ayat-ayat Allah berhenti, tertahan ataupun terhalang pada kegenerasian  diri sebagai muslim.

Missi kerasulan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam ditentukan Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa, diantaranya dengan firman-Nya :
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي اْلأُمِّيِّينَ رَسُولاً مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ ءَايَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلاَلٍ مُبِينٍ
Dia-lah yang mengutus pada kaum yang ummy seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri, yang mentilawahkan ayat-ayat Allah kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah Kenabian). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata, (QS. 62/Al-Jumu'ah : 2)

لَقَدْ مَنَّ اللهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ ءَايَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلاَلٍ مُبِينٍ(
Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS. 3/Aali 'Imran : 164)
Tiga missi kerasulan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam itu ialah :
  1. Tilawati : yaitu ditilawahkannya aya-ayat Allah yang diwahyukan.
  2. Tazkiyati : yaitu mensucikan manusia dari kesyirikan, berhala dan dosa
  3. Ta'limati : yaitu mengajar Al-Kitab, ajaran yang diwahyukan Allah pada semua rasul-Nya.
 
Mentilawahkan ayat-ayat Allah

Allah Subhaanahu wa Ta'alaa menyebutkan bahwa ditilawahkannya ayat-ayat Allah itu ialah ayat-ayat Allah pada peristiwa alam fisika, kimia, biologi dan peristiwa alam lainnya disamping, tentunya, ayat-ayat Allah dalam Al-Kitab yang diwahyukan.
حم  تَنْزِيلُ الْكِتَابِ مِنَ اللهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ  إِنَّ فِي السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ َلآيَاتٍ لِلْمُؤْمِنِينَ  وَفِي خَلْقِكُمْ وَمَا يَبُثُّ مِنْ دَابَّةٍ ءَايَاتٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ  وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا أَنْزَلَ اللهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ رِزْقٍ فَأَحْيَا بِهِ اْلأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ ءَايَاتٌ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ  تِلْكَ ءَايَاتُ اللهِ نَتْلُوهَا عَلَيْكَ بِالْحَقِّ فَبِأَيِّ حَدِيثٍ بَعْدَ اللهِ وَءَايَاتِهِ يُؤْمِنُونَ
Haa Miim.
Kitab (ini) diturunkan dari Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar adalah ayat-ayat Allah bagi orang-orang yang beriman.
Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) adalah ayat-ayat Allah untuk kaum yang meyakini,  dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkanNya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin adalah ayat-ayat Allah bagi kaum yang menggunakan nalar akal.
Itulah ayat-ayat Allah yang Kami tilawahkannya kepadamu dengan sebenarnya; maka dengan ajaran manakah lagi mereka akan beriman sesudah (kalam) Allah dan ayat-ayat-Nya. (QS. 45/Al-Jatsiyah : 1-6).

Jaminan bagi tidak tertahannya tilawati ayat-ayat Allah berlarut-larut berhenti pada kegenerasian ini adalah berlangsungnya agenda :
  1. Terhantarkannya pribadi-pribadi muslim belum bisa membaca secara qira'ati menuju bisa membaca dengan baik dan benar (tahsin) sebagai kewajiban fardhu 'ain setiap pribadi sebagai muslim.
  2. Terhantarkannya pribadi-pribadi yang sudah bisa membaca Al-Qur'an menuju penguasaan kemampuan memahami ayat-ayat Allah dalam Al-Qur'an yang tidak menyimpang dengan penguasaan keterampilan tata bahasa dan konjugasi kata yang terkenal disebut nahwu dan sharaf senagaimana pada contoh-contoh kasus Ilmu Nahwu dan Ilmu Sharaf secara amtsilati.
  3. Ditilawahkannya ayat-ayat Allah dalam Al-Qur'an dengan tartil dan dengan terta'limahkannya dengan arti sedetail-detailnya hingga per lafazh/kata dengan terjemahnya.

Ditilawahkan ataupun mentilawahkan ayat-ayat Allah, bukan hanya berita dari kata orang yang dengan demikian pribadi muslim tidak mengalami ditilawahkannya ayat-ayat Allah yang ajarannya adalah kesadarannya.
Komunitas Tilawati kehilangan otoritas kultural dan keberadaannya begitu menjadi bagian dari mengedepankan faham teologi, mdzhab fiqih,madzhab hukum, aliran thariqat, alirian kebatinan, aliran kepercayaan, teori sosial, teori politik, teori ekonomi, ormas maupun orpol.
Demikian itu sebagaimana halnya apabila Komunitas Tilawati, peruntukan kehadiran, loyalitas serta dukungan kesetiaannyadiarahkan kepada figur subyeknya, siapapun orangnya melainkan al-Kitab, kenabian dan hikmah (sunnah kenabian), demi Allah dengan kalam dan apa yang difirmankan.
Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa berfirman :
مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُؤْتِيَهُ اللهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِي مِنْ دُونِ اللهِ وَلَكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ   وَلاَ يَأْمُرَكُمْ أَنْ تَتَّخِذُوا الْمَلاَئِكَةَ وَالنَّبِيِّينَ أَرْبَابًا أَيَأْمُرُكُمْ بِالْكُفْرِ بَعْدَ إِذْ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Tidak selayaknya bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al-Kitab, hikmah (sunnah kenabian) dan kenabian, kemudian dia berkata kepada manusia : "Hendaklah kalian menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kalian menjadi orang-orang rabbani (ulul-albaab*) yang menyempurnakan penghambaan dirinya pada Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa), karena kalian selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkanapa yang kalian tetap mempelajarinya.
Dan (tidak selayaknya pula baginya) menyuruh kalian menjadikan malaikat dan para nabi sebagai tuhan. Apakah (patut) dia menyuruh kalian ingkar saat kalian adalah orang-orang yang  sudah berserah diri ber Islam?" (QS. 3/Aali 'Imraan : 79-80)

*) Ulul-albaab : (yaitu) orang-orang yang nalar dzikir akan Allah dalam keadaan berdiri, duduk maupun dalam ppembaringan mereka dan mereka nalar fikir tentang penciptaan langit dan bumi (seraya pernyataannya adalah): "Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. 3/ Aali 'Imraan : 191)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BULAN SUCI DIBAWAH KAKI ZIONIS

Disampaikan pada : Forum Kajian AT-TAUBAH Bagian/SMF Ilmu Penyakit Saraf FK. UNDIP/RSUP Dr. Kariadi Semarang, Ahad 23 November 20...