Rabu, 23 Oktober 2013

Gelap Mata Radikal


Tanggung jawab hamba adalah mentaati perintah dan larangan Allah, termasuk ketika Allah berfirman :





Janganlah engkau adakan ilah yang diibadati yang lain di samping Allah, agar engkau tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah). Dan Rabb-mu telah memerintahkan supaya engkau jangan memperhambakan diri menngibadati selain Dia (QS. 17/Al-Israa’ : 22-23)






Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS. 5/Al-Maa-idah : 35)


Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS. 65/Ath-Thalaaq : 2-3)

Perintah Allah dengan jaminan-Nya bagi sang hamba itu adalah wewenang Allah Subhanahu wa Ta’aalaa. Adapun mentaati Allah, mengibadati Allah dengan tidak menyekutukan-Nya dengan apa dan siapapun juga lain-Nya adalah tanggung jawab hamba.

Tetapi itulah sejak generasi pertama manusia telah ada orang yang memaksakan kehendak yaitu merampas wewenang Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa untuk menentukan itu disandangkan pada diri manusia itu sendiri. Kemudian ia menentukan sendiri untuk mendapatkan harta, status sosial dan kesenangan lainnya di dunia, walaupun untuk menentukan perolehan kesenangan duniawi itu ia menempuh peribadatan kepada Subyek yang dipertuhankannya.
Walaupun untuk memburu apa yang sebenarnya telah menjadi jaminan dari Allah yang kemudian ia tidak puas kalau ia sendiri tidak menentukan perolehan kesenangan duniawi itu, ia menempuh pula dengan peribadatan seperti juga peribadatan berqurban.
Walaupun untuk mengambil paksa wewenang Allah kemudian ia pakai sendiri wewenang itu untuk menentukan hak dirinya merebut perolehan kesenangan duniawi itu ia juga melakukan peribadatan ritual Islami.

Itulah yang terjadi mengapa dan bagaimana perolehannya yang menjadi pokok berita utama bagi masyarakat yaitu orang yang nama dan beribadahnya dipandang baik tetapi perbuatannya memakan riba, korupsi, mengkonsumsi barang haram seperti yang sederhananya adalah rokok dan tenggelam dalam kesenangan bergaul dengan lawan jenis yang bukan mahram menghancurkan lembaga rumah tangganya yang dibangun absah sesuai ajaran Islam.

Maka yang terjadi adalah menjadi dipandang baik dan mudah untuk membuat kerusakan di bumi dan menumpahkan darah.

Ceriterakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam dengan benar, ketika keduanya melaksanakan ibadah kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua dan tidak diterima dari yang lain. Si Tertolak ibadah qurbannya berkata : "Aku pasti membunuhmu!" Si Terqabul ibadah qurbannya berkata : "Sesungguhnya Allah hanya menerima (ibadah qurban) dari orang-orang yang bertakwa". "Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam."
Kemudian Si Terqabul ibadah Qurbannya berkata :

"Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh) ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zhalim." (QS. 5/Al-Maa-idah : 29)

Maka itulah yang terjadi, Si Tertolak ibadah qurbannya terbawa melakukan perbuatan dosa, yaitu pertama : dosa kepada saudaranya sesama manusia dan kedua : dosanya kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa.

Maka hawa nafsu Si Tertolak ibadah qurbannya menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah ia, maka jadilah ia seorang di antara orang-orang yang merugi. (QS. 5/Al-Maa-idah : 30)

Si Tertolak ibadah qurbannya menjadi orang yang memperlakukan jaminan Allah sebagai barang murahan, ia merasa tidak membutuhkan solusi dari Allah yang telah dijamin itu.
Walaupun Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam menyatakan :

Dari ‘Imraan bin Hushain, ia berkata : Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallama bersabda : Barangsiapa memutus ketergantungan kepada selain Allah untuk ia hanya bergantung pada Allah niscaya Allah mencukupi setiap kebutuhannya dan Allah memberinya rizki dari arah yang ia tak dapat memperhitungkannya.
Dan barangsiapa memutus hubungan ketergantungan dirinya pada jaminan Allah untuk ia mengandalkan yang bersifat keduniaan niscaya Allah akan menyerahkan jaminan untuk orang itu kepada yang bersifat keduniaan itu. (HR. Ibnu Abi Hatim)

Memberikan peruntukan berjerih paya dan berkorban demi yang rizki dan derajat social yang wewenang penjaminannya adalah wewenang Allah serta melalaikan tanggung jawab penghambaan dirinya pada Allah untuk melaksanakan perintah dan meninggalkan yang dilarang Allah adalah gelap mata radikal. Bila tak gelap mata lahiriah maka secara pasti adalah gelap mata hati. Dalam kegelapan mata ini disebut dalam bahasa Al-Qur’an sebagai dalam azh-zhulumaat.

Kegelapan mata ini kini menguasai permukaan bumi, diderita oleh setiap penduduknya, warga masyarakatnya.

Walaupun Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa telah menegaskan segala kesenangan dunia yang diburu oleh model tertolak ibadahnya itu tidak laku untuk menebus adzab-Nya.

Sesungguhnya orang-orang yang kafir sekiranya mereka mempunyai apa yang di bumi ini seluruhnya dan mempunyai yang sebanyak itu (pula) untuk menebus diri mereka dengan itu dari adzab hari kiamat, niscaya (tebusan itu) tidak akan diterima dari mereka, dan mereka beroleh adzab yang pedih. (QS. 5/Al-Maa-idah : 36)

Kehinaan Gelap Mata Dikemas Undang-undang

Kehinaan gelap mata radikal terhadap tanggung jawab diri manusia sebagai hamba Allah, juga terhadap wewenang Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa itu makin merupakan kehinaan karena dibuat sedemikian gila terkemas dalam kebrutalanberundang-undang dan juga jika dilihat siapa yang mendalangi, yaitu : ZionisYahudi.

Penyutradaraan untuk gelap matanya Non Yahudi itu, permainan game konspirasi peternakan manusianya telah digariskan oleh Sesepuh Terpelajar Zionis Yahudi yang diantaranya digariskan sebagai berikut :
Mengesampingkan frasa yang baik, kita akan berbicara tentang signifikansi pemikiran masing-masing, dengan perbandingan dan deduksi kita akan menyoroti pada fakta seputarnya. Apa yang saya maksudkan untuk dikemukakan, maka, adalah sistem kita dari dua titik pandang, yaitu diri kita sendiri (Zionis Yahudi) dan Goyim (yakni non Yahudi).
Harus dicatat bahwa orang dengan instink buruk lebih banyak dari pada yang baik, dan karena itu hasil terbaik dalam mengatur mereka bisa tercapai dengan kekerasan dan terorisasi, dan tidak dengan diskusi akademis. Setiap orang bertujuan kekuasaan, semua orang ingin menjadi diktator jika saja dia bisa, dan sungguh jarang orang yang tidak  bersedia mengorbankan kesejahteraan semua demi menjamin kesejahteraan mereka sendiri.
Apakah yang bisa mengekang binatang pemangsa yang disebut manusia itu? Apakah yang bisa menjalankan fungsi untuk menjadi pembimbing mereka sampai sekarang?
Pada mulanya susunan masyarakat mereka berlangsung dijalankannya kekuatan brutal dan buta, setelah adanya undang-undang, yang ada adalah mengandalkan kekuatan yang sama, hanya saja disamarkan.


Jalan Pilihan Allah

Tak ada jalan lain bagi hamba-hamba Allah melainkan menempuh perjalanan hidup ini sebagai menempuh perjalanan pertaubatan kepada Allah dari setiap langkah dosa dan dosa ini. Bertaubat dari dosa merampas kewenangan Allah untuk menentukan ketentuan hokum dan dosa menggantungkan kemenangan kepada kesenangan dunia, harta, tahta, dan strata dunia ini.


Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallaahu ‘anhu, bahwsanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallama bersabda : Barangsiapa memperbanyak istighfar (menempuh perjalanan pertaubatan) meminta ampun kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya itu dari tiap kesulitan pemecahan masalahnya, dan dari setiap kesempitan itu jalan keluar dan Allah member rizki pada orang itu dari arah yang tak ia memperhitungkannya. (HR. Ibnu Abi Hatim)

Bertaubatlah, segera menarik dirilah dari kegelapan mata global ini, bertkawalah pada Allah pasti menang.


BULAN SUCI DIBAWAH KAKI ZIONIS

Disampaikan pada : Forum Kajian AT-TAUBAH Bagian/SMF Ilmu Penyakit Saraf FK. UNDIP/RSUP Dr. Kariadi Semarang, Ahad 23 November 20...