Jumat, 29 Oktober 2010

Standard bijak dan Standard Picik

Standard nilai kebenaran pada ketaqwaan
يَاأَيُّهَاالنَّاسُ إِنَّ خَلَقْنَكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَّأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَّقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوْا  إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kalian terdiri dari laki-laki dan perempuan. Dan Kami menjadikan kalian bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar kalian saling mengenal. Sesungguhnya yang lebih mulia di antara kalian yang lebih bertaqwa (QS. 39/Al-Hujuraat : 13)

Pada ketaqwaan kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa manusia mendapatkan standard nilai. Standard nilai ini dicapai sebagai prestasi amal dalam menjalani hidup, yaitu dengan melaksanakan perintah Allah sebagai bagian pandangan hidup seutuhnya dan menjauhi larangan Allah sebagai bagian ajaran-Nya yang menyeluruh untuk tidak dilanggar.
Menuju standard nilai ini Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa menyerukan pada orang-orang beriman untuk tidak mengaburkannya dengan penggunaan standard lain. Mengaburkan saja Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa melarangnya apalagi menggantinya.
وَلاَ تَشْتَرُوْا بِآيَاتِى ثَمَنًاقَلِيْلاً وَإِيَّايَ فَاتَّقُوْنِ
Dan janganlah kalian mengganti ayat-ayat ajaran-Ku dengan harga yang murah. Dan kepada-Kulah hendaknya kalian bertaqwa. (QS.2/Al-Baqarah : 41)

Menuju standard nilai ini Allah dengan otoritas Maha Merajai-Nya dan originalitas Mahaesa yang tiada sekutu bagi-Nya menyerukan kepada orang-orang beriman agar tidak tawar menawar hidup matinya dengan standard tandingan buatan manusia
يَاأَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُم مُسْلِمُوْنَ
Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan muslim (QS. 3/Ali 'Imraan : 102)

Seruan Allah dengan standard ketuhanan-Nya itu hendaklah didengar dengan pendengaran dan dinalar dengan akal sehat, yakni : "Penjamin kepastian standard nilai kebenaranmu ada pada ketaqwaanmu pada Allah Subhaanhu wa Ta'aalaa"

Bertaqwa kepada Allah adalah orang yang mengembalikan standard kebenaran, kebaikan, keadilan, kemuliaan dan sebagainya pada standard yang ditentukan Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa.
Namun demikian, semua penduduk bumi dengan pengecualian yang sedikit kini menanggalkan standard nilai dari Allah itu. Kemudian penduduk bumi kini menjadi pengguna yang setia dan militan akan standard nilai kebenaran, keabsahan, keadilan, keagungan dan kejayaan hasil oplosan manusia. Ya, oplosan manusia. Kenyataannya ada dalang pengoplosan itu utntuk mengacaukan manusia menerapkan standard nila kebenaran dan kebaikan.
Kemudian standard oplosan manusia oposan Tuhan itu diberi jubah bertoga ilmiah dan jubah bersurban agama.

Dalam The Protocols of the Learned Elders of Zion yang pernah dipublikasikan oleh Professor Sergey A. Nilus, juga terpublikasikan  koran MOSKOWSKIJA WIEDOMOSTI 1902 dan 1903 pelopor gerakan zionisme Yahudi, diantaranya menyatakan dalam konspirasinya sbb:
Politik memiliki apa yang tidak ada pada umumnya dengan moral. Penguasa yang diatur oleh moral bukanlah politisi yang terampil dan karena itu tidak stabil di atas takhtanya. Dia yang ingin memerintah harus meminta bantuan baik untuk licik maupun untuk membuat-percaya. Nilai kualitas bangsa yang agung, seperti keterbukaan dan kejujuran, adalah kejahatan dalam politik, karena mereka membawa turun penguasa dari takhta mereka lebih efektif dan lebih pasti dari pada musuh yang paling kuat. Kualitas-kualitas semacam itu harus menjadi atribut kerajaan Goyim (orang-orang non-Yahudi) saja, tapi kita (Yahudi) sungguh sama sekali tidak bijak dibimbing oleh mereka.
Kebenaran kita terletak pada kekuatan. Kata 'kebenaran' adalah pemikiran abstrak dan tak ada apapun yang ia dapat dibuktikan. Yang berarti tidak lebih dari : Berikan kepadaku apa yang aku ingin agar dengan demikian aku punya bukti bahwa aku lebih kuat dari pada anda. Darimana kebenaran dimulai? Di mana  kebenaran itu berakhir?


Di tengah-tengah kerancuan yang mengacaukan, pengaburan yang membingungkan akan standard nilai dari Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa ini, seruan Allah tetaplah :
وَأَنِيْبُوْا إِلىَ رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوْا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لاَ تُنْصَرُوْنَ
Dan kembalilah kepada (standard nilai dari) Rabb kalian dan berserah dirilah pada-Nya sebelum datang kepada kalian adzab, kemudian kalian tak tertolong. (QS. 39/Az-Zumar : 54)

Standard nilai berbasis tauhid

Suatu pandangan hidup berbasis tauhid ketika dasar pandangannya adalah Allah Subhaanahu wa Ta'aala itu Rabb semesta alam tiada sekutu bagi-Nya. Kemudian segala sepak terjang kehidupannya merupakan ketaatan, kedisiplinan dan kesetiaan pada sumpah setia :
إِنَّ صَلاَتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِى ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah karena dan demi (untuk) Allah Rabb semesta alam (QS. 6/Al-An'aam : 162)

Orang-orang beriman diberi petunjuk oleh Allah Subhaanahu wa Ta'alaa Yang Mahabijak bahwa perbuatan dosa dan durhaka membawa petaka siksa, kesulitan dan kenistaan dunia dan di akhirat. Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa memberikan standard ini kepada manusia melalui kenabian. 
فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى   وَ أَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاْسْتَغْنَى وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى
Adapun orang yang memberi (dengan murah hati membelanjakan asset kehidupannya di jalan Allah), membenarkan standard nilai kebaikan, maka Kami mudahkan ia kepada kemudahan. Dan adapun orang yang pelit dan sombong (merasa kaya atas dirinya dengan asset pribadinya) dan mendustakan standard nilai kebaikan maka Kami mudahkan ia kepada kesulitan (QS. 92/Al-Lail : 5-10).

Umat Nabi Nuh 'alaihis-salaam menyembah berhala Wad, Suwa' Yaghuts, Ya'uq dan Nasr, kemudian ditenggelamkan Allah dengan banjir bah.
Umat Nabi Syu'aib di negeri Madyan melanggar syari'ah dengan mencurangi timbangan dan ukuran
Umat Nabi Luth di negeri Sodom melanggar syariah dengan berprilaku homosexual.
Kaum Tsamud melanggar syari'ah Allah yang disampaikan Nabi Shalih 'alaihis-salaam dengan membunuh iconnya yaitu unta betina.
Kaum 'Aad menolak missi risalah Nabi Huud 'alaihis-salaam. Kemudian kaum-kaum yang menolak standard nilai ketaqwaan yang dibawa Rasul dari Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa itu ditimpa adzab di dunia dengan gempa yang membenamkan mereka ke bumi, angin dan demikian pula petir yang menghancurkan mereka sebagaimana dikisahkan Allah dalam Al-Qur'an.

Fir'aun menyombongkan diri merasa menguasai kerajaan Mesir, Sungai Nil mengalir di bawahnya, orang dibunuh yang dikehendakinya mati dan dibiarkan hidup yang dikehendakinya hidup, dan merasa mampu memainkan peran Tuhan sehingga tidak mau beriman kepada Tuhannya Musa dan Harun 'alaihimas-salaam. Kemudian ia ditenggelamkan Allah di Laut Merah. Qarun merasa mampu menguasai asset kekayaan yang tak tertandingi manusia lain, itu dicapainya karena ilmu yang dikuasainya yang dianggapnya tak ada kaitan-Nya dengan Tuhan Yang Maha Berilmu, kemudian Qarun dibenamkan kedalam tanah beserta asset kekayaan yang disombongkannya di suatu tempat di Mesir pula.


Standard nilai berbasis tauhid ini berlaku bahwa perbuatan dosa dan durhaka melanggar ketentuan Allah membawa petaka siksa, kesulitan dan kenistaan dunia dan di akhirat. Ini adalah standard bijak dari yang Mahabijak. Sebaliknya pandangan bahwa bencana alam, bencana social, krisis kesehatan dengan adanya penyakit adalah kejadian berdiri sendiri yang tak ada kaitannya dengan dosa dan kedurhakaan melanggar ketaqwaan dan  keimanan adalah standard picik

Demikian apabila di masyarakat ada ajaran perlawanan yang memperjuangkan bahwa pornografi dan pornoaksi adalah bagian dari hak-hak asasi kebebasan berekspresi, berseni dan budaya yang tak ada kaitannya dengan berbagai krisis di negeri ini karena itu tak perlu diundangkan dalam hukum positif di negeri ini. Itulah ajaran liar yang memandang standard nilai kebenaran pada ketaqwaan dan standard nilai berbasis tauhid dari Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa itu adalah standard picik sedangkan standard benar dan baik oplosan buatan manusia itu adalah standard bijak.

Seruan Allah pada orang-orang beriman tersebut dapat dipermudah untuk dibaca mata dan didengar telinga dengan seruan : Hai orang-orang beriman, sekali-kali janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan taat dan istiqamah bahwa standard nilai dari Allah itu standard bijak dari Yang Mahabijak. Hai orang-orang yang anti ajaran Allah, kalian menyatakan dengan perjuangan berketaatan dan penuh kedisiplinanmu itu untuk mendemo Tuhan, bahwa standard nilai oplosan kalian itu yang kalian pandang bijak sedangkan standard dari Allah kalian pandang picik. Maka kembalilah kalian mengikuti jalan orang-orang yang bertaubat kembali kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa.
وَاتَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجَعُكُم فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَ كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
Dan ikutilah jalan orang kembali kepada (standard nilai ketuhanan)-Ku. Kemudian kepada-Ku kembali kalian, maka Aku akan beritakan kepada kalian apa yang kalian telah perbuat (QS 31/Luqmaan : 15)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BULAN SUCI DIBAWAH KAKI ZIONIS

Disampaikan pada : Forum Kajian AT-TAUBAH Bagian/SMF Ilmu Penyakit Saraf FK. UNDIP/RSUP Dr. Kariadi Semarang, Ahad 23 November 20...