(yaitu
Rabb
al-‘aalamiin)
Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang memberikan padaaku
petunjuk jalan, dan Rabb-ku, Yang Dia memberi makan dan minum
kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan
Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali),
dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari
kiamat". (QS. 26/Asy-Su’araa’ : 78-82)
Sesungguhnya
Allah, hanya pada fihak-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat;
dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam
rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa
yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat
mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. 31/Luqmaan : 34)
Orang
sakit mempunyai hak dijenguk, didampingi, dirawat dan diantarkan
untuk berobat, berdo’a, bertahlil menyebut laa-ilaaha
illallaah,
beristighfar dan ridha menjalani apa yang menimpa dirinya.
(
1 ) Berobat : Memberi treatment sakit dengan obat
Dari
Jabir dari Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam,
behwasanya beliau bersabda : Setiap penyakit ada obatnya. Jika sakit
telah ditreatment obat, ia akan sembuh dengan izin Allah ‘Azza
wa Jalla.
(HR. Muslim)
(
2 ) Berdo’a : Memberi treatment orang sakit dengan do’a
Dari
‘Aisyah radhiyallahu
‘anhaa
bahwasanya Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam
adalah memohon perlindungan (kepada Allah) untuk sebagian
keluarganya, beliau mengusap dengan tangan kanannya, seraya beliau
berdo’a : Allahumma
ya Allah, Rabb manusia, hilangkanlah penderitaan dan sembuhkanlah,
karena Engkaulah yang menyembuhkan. Tak penyembuhan kecuali
penyembuhan-Mu, yaitu penyembuhan yang tidak meninggalkan penyakit
lagi. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
(
3 ) Mentalqin : Mentalqin orang sakit menghadapi kematian
Dari
Abu Sa’id Al-Khudry, ia berkata : Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam
bersabda : Talqinlah orang-orang yang akan meninggal dunia membaca :
Laa
ilaaha illallaah
(HR. Muslim, Abu Dawud dan At-Tirmidzy)
(
4 ) Permintaan Al-Baraa’
Dari
Abu Qatadah, bahwasanya Nabi
shallallaahu
‘alaihi wa sallam
tiba di Madinah beliau menanyakan Al-Barra’ bin Ma’rur. Mereka
(para sahabat) berkata : ‘Dia telah wafat dan mewasiatkan sepertiga
hartanya untuk engkau dan agar dihadapkan ke arah qiblat sewaktu
hendak meninggal. Nabi
shallallaahu
‘alaihi wa sallam bersabda
: “Dia itu berlaku pada fitrah (kebenaran) dan sungguh aku
mengembalikan sepertiga hartanya kepada anak-anaknya” Kemudian
beliau beranjak dan shalat atas (jenazah)-nya. Dan beliau berdo’a :
Allahumma ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, masukkanlah dia ke
dalam surge-Mu dan memang Engkau telah melakukannya” (HR.
Al-Baihaqy dan Al-Hakim)
(
5 ) Tentang Baca Surat Yaasiin
Dari
Ma’qil bin Yasar bahwasanya Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam
bersabda : Yaa Siin adalah jantung Al-Qur’an dan tak seorangpun
yang membacanya dengan mengharap (keridhaan ) Allah dan (balasan
nilai amal) akirat melainkan ia akan diampuni-Nya. Dan bacakanlah Yaa
Siin itu pada orang yang akan meninggal diantara kalian” (HR.
Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa-iy, Al-Hakim dan Ibnu Hibban)
Ibnul
Qatthan memandang hadits ini cacat (mudhtharib dan mauquf. Beberapa
orang perawinya tidak dikenal. Sedangkan Ad-Daruquthniy mengatakan
sanad hadits ini mudhtharib, isinya tidak dikenal dan tidak shahih.
(
6 ) Menutup Mata Jenazah Segera Setelah Kematian
Dari
Ummu Salamah, ia berkata : Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam
datang melawat Abu Salamah, mata Abu Salamah terbuka maka beliau
menutupnya kemudian beliau bersabda : “Sesungguhnya ruh jika ia
dicabut akan diikuti oleh pandangannya. (HR. Muslim)
(
7 ) Menutup Jasad dengan Selimut
Dari
‘Aisayah radhiyallaahu
‘anhaa
Nabi
shallallaahu
‘alaihi wa sallam
mengkhabarkan
kepada Abdurrahman bin Auf bahwa Rasulullah
shallallaahu
‘alaihi wa sallam
tatkala wafat, jasadnya ditutupi dengan burd
hibarah
(selimut Yaman) (HR. Bukhari dan Muslim)
(
8 ) Baca Do’a
Dari
Ummu Salamah, istri Nabi
shallallaahu
‘alaihi wa sallam
berkata : Aku mendegar Rasulullah
shallallaahu
‘alaihi wa sallam
bersabda : “Tidaklah dari seorang hambapun yang terkena mushibah
lalu ia mengucapkan Innaa
lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Allahumma ajjirnii fii
mushibatiywa akhlif liy khairan minhaa
(sesungguhnya kita ini adalahmilik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya
kita kembali. Allahumma
ya Allah selamatkan lah aku pada mushibah yang mengenai aku
ini,berilah ganti yang lebih baik darapadanya), melainkan Allah akan
menyelamatkan dalam mushibah itu dan akan member ganti yang lebih
baik daraipadanya.Selanjutnya cerita Ummu Salamah, Maka ketika Abu
Salamah meninggal dunia, aku ucapkan apa yang diajarkan oleh
Rasulullah
shallallaahu
‘alaihi wa sallam
itu dan Allahpun menggantinya dengan orang yang lebih baik
daripadanya, yaitu Rasulullah
shallallaahu
‘alaihi wa sallam”
(HR. Ahmad dan Muslim)
(
9 ) Dibayar Hutangnya
Dari
Abu Salamah dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah
shallallaahu
‘alaihi wa sallam
bersabda : “Nyawa seorang mukmin itu tergantung kepada utangnya
hingga dibayar terlebih dulu.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan
Tirmidzy)
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu
dari Nabi
shallallaahu
‘alaihi wa sallam,
beliau bersabda : “Aku lebih layak terhadap orang-orang mukmin
daripada diri mereka sendiri. Barangsiapa yang meninggal dalam
keadaan berutang dan tidak menyisihkan harta untuk pembayar, Kamilah
akan membayarkannya. Dan jika ia meninggalkan harta, maka adalah
untuk ahli warisnya.” (HR. Al-Bukhary)
(
10 ) Segerakan Pemakamannya
Dari
Ali bin Abi Thalib, bahwa Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam
bersabda padanya : Hai Ali, ada tiga perkara yang engkau jangan
mengakhir-akhirkan, yaitu shalat apabila telah datang waktunya,
jenazah apabilah telah tiba adanya dan janda yang telah menemukan
jodohnya” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar