Hadits Kotoran
Keledai
Dari Abu Nu’aim
dari Zuhair dari Abu Ishaq dasri Abdur-Rahman bin Al-Aswad dari Bapaknya, bahwa
ia mendengar Abdulah berkata : Nabi shallallaahu ‘alahi wa sallam hendak
membuang air besar, maka beliau memerintahkan kepadaku untuk mencari tiga batu.
Aku hanya mendapat dua batu. Aku berusaha mencari batu yang ketiga dan aku
tidak mendapatkannya. Lalu aku mengambil kotoran binatang yang sudah kering
kemudian aku berikan kepada beliau. Beliau mengambil dua batu itu dan beliau
membuang kotoran binatang itu. Dan beliau bersabda : Ini adalah riks
(diterjemahkan sebagai najis) (HR. Bukhary, Ibnu Majah, Ahmad, Ibnu Khuzaimah)
Dalam Kitab Fathul
Bary tulisan Ibnu Hajar Al-Atsqalany, juz I, hal. 254 (bukan sabda Rasul)
disebutkan
Ibnu Khuzaimah
dalam riwayatnya menambahkan dalam hadits ini bahwa itu adalah kotoran keledai
dan Ibnu Taymiah menukil bahwa kotoran binatang itu terkhususkan pada kotoran
kuda, bighal dan keledai.
Dalam Kitab
Hadits tulisannya, As-Sunan, juz I, halaman 81, An-Nasaa’iy menambahkan
pada hadits tersebut (bukan sabda Rasulullah) sebagai berikut :
Abu Abdur-Rahman
berkata : Riks (yang diterjemahkan sebagai najis) itu makanan jin.
Hadits Kencing
Onta
Terdapat
beberapa riwayat yang dijadikan dasar menghukumi kotoran binatang ternak yang
dagingnya dimakan, diantaranya tentang kencing onta sebagai berikut ;
Dari Sulaiman
bin Harb dari Hammad bin Zaid dari Ayyub dari Abu Qilabah dari Anas bin Malik,
ia berkata : Orang-orang ‘Ukl dan ‘Urainah datang ke Madinah, mereka
mengalami sakit
perut. Nabi menyuruh mereka mencari unta perahan dan minum air kencing dan
susunya. Kemudian mereka bertolak. Manakala mereka telah sehat, mereka membunuh
penggembala Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan meminum dari
binatang ternak itu. Datanglah khabar itu pada permulaan siang, beliau mengutus
melacak jejak mereka. Manakala (matahari) siang telah tinggi mereka
didatangkan. Beliau memerintahkan memotong tangan-tangan dan kaki-kaki mereka,
dan mata mereka dicungkil dan mereka diletakkan di tempat panas, mereka meminta
minum dan tidak diberi minum. (Dalam riwayat yang lain disebutkan mereka dalam
keadaan itu sampai mati).
Abu Qilabah
mengatakan : Mereka mencuri, membunuh, kafir setelah iman dan memerangi Allah
dan Rasul-Nya. (HR. Al-Bukhary)
Hadits tersebut
diatas, isinya ada yang menginginkan agar tidak diceritakan. Sehingga hadits
ini tidak banyak dijadikan dasar seutuhnya.
Dari Muslim bin
Ibrahim dari Sallam bin Miskin dari Tsabit dari Anas, bahwasanya sejumlah orang
yang adalah sakit, mereka berkata : Wahai Rasulullah, tolong kami, beri makan
kami. Maka tatkala mereka telah sehat, mereka berkata : Sesungguhnya Madinah
tidak sehat (bisa menyebabkan sakit) maka Allah menurunkan panas di tempat
sejumlah onta beliau. Maka beliau
bersabda : Berikan minum susunya. Maka tatkala mereka sehat mereka membunuh
tukang gembalanya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan mereka minum
dari beberapa onta beliau. Maka beliau memerintahkan melacak jejak mereka. Maka
beliau memotong tangan-tangan mereka, kaki-kaki mereka dan mencongkel mata
mereka. Maka aku melihat orang laki-laki dari mereka menggigit bumi dengan
lisannya hingga ia mati.
Sallam berkata ;
Maka sampai kepadaku bahwa Hajjaj berkata kepada Anas : Ceritakan kepadaku
sekeras-kerasnya hukuman yang Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam
menghukumkaknnya. Maka Anas menceritakan kepada Hajjaj cerita ini. Maka pula
sampai kepada Al-Hasan, Maka Al-Hasan berkata : Inginnya aku bahwa dia tidak
menceritakan ini. (HR. Al-Bukhary dalam kitabnya, Ash-Shahih, Bab Ad-Dawaa’
bi-albani al-Ibil, juz XVII, halaman 444)
Catatan :
Pertama : Cerita dalam
hadits tersebut diatas diceritakan oleh Anas menjawab pertanyaan Hajjaj.
Pertanyaan Hajjaj sebenarnya pertanyaanyang tidak perlu ditanyakan.
Kedua : Al-Hasan ingin
cerita itu tidak diceritakan, ini menunjukkan cerita itu tidak perlu dijadikan
argumentasi untuk dipersalahkan atau dibenarkan sebagaimana pernyataan
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam agar orang beriman menyikapi
argumantasi orang Yahudi.
Dari Muhammad bin Yasar dari ‘Utsman bin ‘Umar dari Ali
bin Al-Mubarak dari Yahya bin Abi Katsir dari Abu Salamah dari Abu Hurairah, ia
berkata : Adalah Ahlul-kitab membaca Taurat dalam bahasa Ibrany dan mereka
menafsirkannya ke dalam bahasa Arab kepada orang-orang Muslim. Maka Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam bersabda : Janganlah kalian membenarkan Ahli Kitab dan
jangan pula kalian mendustakannya dan katakanlah :
"Kami telah
beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan
kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya
berserah diri". (QS. 29/Al-‘Ankabuut : 46).
(HR. Al-Bukhary, dia sendirian
meriwayatkan versi ini)
Katiga : Lagi pula
yang menimpakan balasan adzab itu adalah Allah sebagaimana firman-Nya :
Sesungguhnya
orang-orang yang memecah belah ajaran hidupnya dan adalah mereka (terpecah)
menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadap
mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian
Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat. (QS.
6/Al-An’aam : 159)
Ketahuilah,
bahwa Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya dan bahwa sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. Kewajiban Rasul tidak lain hanyalah
menyampaikan, dan Allah mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu
sembunyikan.
(QS. 5/Al-Maa-idah 98-99)
Keempat : Dengan sikap
Rasulullah bahwa kotoran binatang yang disebut ar-riks itu tidak bisa dipakai
untuk bersuci dan sabda beliau tentang jilatan anjing pada bejana sebagaimana
pada hadits berikut ini telah cukup untuk hamba Allah di atas jejak kenabian
bersikap terhadap kotaran binatang dan jilatan anjing pada bejana.
Hadits Jilatan
Anjing
Dari Zuhair bin
Harb dari Isma’il bin Ibrahim dari Hisyam bin Hassan dari Muhammad bin Sirin
dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam
bersabda : “Kesucian bejana salah seorang dari kalian jika anjing menjilatnya
adalah bahwa ia mencucinya tujuh kali dan pertamanya dengan tanah” (HR. Muslim.
Pada lafazh yang tidak berbeda juga
diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud dan Al-Bayhaqy)
Manyembunyikan
Ayay-ayat Allah dan Dajjal Yahudi
Mengapa sikap
Rasul terhadap kotoran binatang dan jilatan anjing itu dipandang tidak cukup
untuk meniti jejak kenabian . Mengapa lagi begitu bernafsu untuk berserah diri
kepada tukang tafsir berteori.
Mengapa pula
begitu bernafsu berislam (berserah diri) kepada tukang tafsir sedangkan Allah
menggariskan hamba-Nya untuk berislam (berserah diri) kepada-Nya.
Maka apakah
mereka mencari ajaran hidup yang lain dari ajaran hidup (dari) Allah, padahal
kepada-Nya-lah berislam (berserah diri) segala apa yang di langit dan di bumi,
baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.
(QS. 3/Aali ‘Imraan : 83)
Dan siapakah
yang lebih baik ajaran hidupnya daripada orang yang berislam (berserah diri)
kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti ajaran hidup
Ibrahim yang lurus? Dan Allah menjadikan Ibrahim menjadi kesayanganNya. (QS.
4/An-Nisaa’ : 125)
Katakanlah (ya
Muhammad): "Sesungguhnya aku dilarang mengibadati sembahan yang kalian
ibadati selain Allah setelah datang kepadaku keterangan-keterangan dari Rabb-ku;
dan aku diperintahkan supaya aku berislam (berserah diri) kepada Rabb semesta
alam. (QS. 40/Al-Mu’min : 66)
Yang hak, legal
dan absah menta’wilkan, menafsirkan ayat-ayat Allah dalam katab-Nya, setelah
ayat yang lain di dalamnya dan sunnah kenabian Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam adalah ketaatan diatas jejak kenabian itu, tak ada tambal
sulam ataupun perantara dari akal manusia bukan Nabi siapapun juga yang
mengikat kesetiaan apalagi pengkultusan.
Cukupkan anda
mengikuti ta’wil / tafsir orang yang bukan Nabi apalagi mengedepankannya, maka
cukup pula bagi anda menyembunyikan ayat-ayat Allah yang seharusnya ditaati dan
jejak kenabian yang seharusnya diikuti.
Sesungguhnya
orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa
keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya
kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila`nati Allah dan dila`nati (pula)
oleh semua (makhluk) yang dapat mela`nati (QS. 2/Al-Baqarah : 159).
Cukupkan anda
mengikuti ta’wil / tafsir orang yang bukan Nabi apalagi mengedepankannya, maka
cukup pula bagi anda melecehkan, melancarkan serangan terhadap kehormatan hak,
keabsahan dan legalitas ayat-ayat Allah, sunnah kenabian dan ketaatan Anda pada-Nya.
Cukup pula bagi Anda menyembunyikan Dajjal Yahudi yang mengotaki di belakang
layar yang kejahatan beratnya melancarkan operasi rencana yang diantaranya
sebagai berikut :
Tiap republik
melalui beberapa tahap. Tahap pertama dimulai pada masa-masa awal dengan amuk
kemarahan dari mob [massa aksi gerakan rakyat] yang buta, yang terombang-ambing
ke sana-ke mari, ke kanan dan ke kiri. Tahap kedua adalah demagogi (prinsip dan
cara pemimpin politik memenangi dukungan rakyat dengan hasutan) yang kemudian
melahirkan anarki, dan kemudian mau tak mau pasti mengarah kepada despotisme
(kesewenang-wenangan). Tidak berapa lama kemudian menjadi legal dan terbuka,
dan dengan demikian menjadi despotisme (kesewenang-wenangan) yang dipandang
dapat dipertanggungjawabkan, tapi tidak terlihat dan tersembunyi secara
rahasia. Akan tetapi, despotisme (kesewenang-wenangan) ini dapat dirasakan di
dalam tangan-tangan beberapa organisasi rahasia atau lainnya, yang
tindakan-tindakan mereka itu lebih tidak bermoral, karena cara kerjanya yang
berada di belakang layar, di belakang segala macam agen, yang perubahannya
tidak hanya tak terperi sangat mempengaruhi saja, tetapi juga sebetulnya
membantu kekuatan rahasia itu dengan menyelamatkannya, berkat
perubahaan-perubahan yang terus-menerus, dalam kepentingan-kepentingan untuk
membelanjakan sumber-sumber dayanya pada pemberian imbalan pelayanan-pelayanan
yang panjang.
Siapa dan apa
kekuatan tak terlihat yang ada pada posisi untuk menumbangkan ini? Kekuatan ini
persis sama dengan kekuatan yang ada pada kita ini. Gentile Masonry
(Pengkulibatuan Non-Yahudi) ini secara tertutup bertindak selaku tabir antara
kita dan sasaran-sasaran kita, tetapi rencana aksi kekuatan kita serta
tempatnya yang sangat abadi, tetap merupakan misteri yang tidak bisa diketahui
oleh publik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar