Peribadatan
Rasial dan Kenabian
Allah
berfirman :
Dan
(ingatlah) ketika Kami selamatkan kamu dari (Fir`aun) dan pengikut-pengikutnya;
mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih
anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan.
Dan
pada yang demikian itu terdapat bala’ (cobaan-cobaan) yang besar
dari Rabb kalian. (QS. 2/Al-Baqarah : 49)
Dan
(ingatlah), ketika Kami belah laut untuk kalian, lalu Kami selamatkan kalian
dan Kami tenggelamkan (Fir`aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kalian sendiri
menyaksikan. (QS. 2/Al-Baqarah : 50)
Dari
Ibnu ‘Abbas radhyallaahu ‘anhumaa, ia berkata : Nabi shallallaahu’alaihi
wa sallam (hijrah) tiba di Madinah melihat Yahudi shiyam hari ‘Asyura,
maka beliau bertanya : Apa ini?
Mereka
berkata : Ini hari baik. Inilah hari yang Allah menyelamatkan Bani Israil dari
musuh mereka, maka Musa bershiyam.
Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda
: Aku lebih berhak dengan Musa daripada kalian. Maka beliau bershiyam ‘Asyuraa
dan memerintahkan untuk bershiyam ‘Asyura’. (HR. Al-Bukhary, Ash-Shahih,
Juz VII, hal. 127)
Allah
Subhaanahu wa Ta’aalaa member Al-Kitab, kenabian dan sunnah kenabian
kepada Nabi Musa ‘alaihis salam dan Rasulullah Muhammad shallallaahu
‘alaihi wa sallam.
Mereka itulah orang-orang yang telah kami berikan kepada mereka Al-Kitab, hikmat (sunnah kenabian) dan kenabian. Jika orang-orang (Quraisy) itu mengingkarinya (yang tiga macam itu), maka sesungguhnya Kami akan menyerahkannya kepada kaum yang sekali-kali tidak akan mengingkarinya. (QS. 6/Al-An’aam : 89)
Dia-lah
yang mengutus kepada kaum yang ummy seorang Rasul di antara mereka, yang mentilawahkan
ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka
Kitab dan Hikmah (As- Sunnah Kenabian). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya
benar-benar dalam kesesatan yang nyata (QS. 62/Al-Jumu’ah : 2)
Peribadatan
Tradisi Kebangsaan
Dari
Hisyam bin ‘Urwah dari Bapaknya, (ia berkata) bahwa ‘Aisyah radhiyallaahu
‘anhaa berkata : Adalah hari ‘Asyura’ itu kaum Quraisy bershiyam
padanya pada masa jahiliah. Dan adalah Rasulullah shallallaahu’alaihi wa
sallam bershiyam ‘Asyura’. Tatkala beliau (hijrah) tiba di Madinah
beliau bershiyam‘Asyura’ dan memerintahkan shiyam ‘Asyura’.
Tatkala (shiyam) Ramadhan difardhukan, beliau meniggalkan. (Dikatkan) Maka
barangsiapa mau, ia bershiyam ‘Asyura’ dan barangsiapa mau, ia
meninggalkan shiyam ‘Asyura’ (HR.
Al-Bukhary, Ash-Shahih, Juz VII, hal. 125)
Peribadatan (Ritual) Yahudi berpuasa ‘Asyura’ dasarnya
adalah tanggal 10 Muharram itu dianggap sebagai hari baik karena Yahudi
diselamatkan dari kejaran Fir’aun, Sang Penindas, pada hari itu. Dianggapnya,
karena itu Musa bershiyam. Alasan rasial Yahudi diselamatkan Tuhan dari
penindasan menjadi latar belakang Yahudi beritual shiyam ‘Asyura’. Itulah
peribadatan (ritual) rasial. Ini pula merupakan penegasan bahwa ritual shiyam
‘Asyura’nya Yahudi bukan ritual ketaatan pada ayat-ayat Allah dalam kitab-Nya
yang diwahyukan baik dalam Taurat maupun Injil sebagai ritual diatas jejak
kerasulan dan kenabian.
Alasan Yahudi beritual shiyam di hari ‘Asyura’ disebutnya
karena Yahudi sebagai suatu bangsa (ras) diselamatkan Tuhan, kemudian Musa
beritual shiyam pula. Ini setidaknya sebagai pemasti menurut Yahudi
bahwa :
Pertama : Untuk
beritual shiyam ‘Asyura’ sebagai peribadatan (ritual) rasial itu bukanlah
karena Musa adalah Nabi dan Rasul Allah, bukan pula dengan ayat-ayat Allah
dalam kitab-Nya, Taurat yang diwahyukan.
Kedua : Musa yang
adalah Nabi dan Rasul dengan kenabian dan kitab Taurat yang diwahyukan Allah
padanya, dia beritual shiyam ‘Asyura’ tunduk mengikuti peribadatan (ritual)
rasial Yahudinya. Inilah dasar semua agama itu sama dan agama adalah agama
hanya sebagai komponen pelengkap (kompartemen) kebangsaan.
Siapapun orangnya, apapun kebangsaannya, termasuk Yahudi,
jika mentaati ayat-ayat Allah dalam-kitab-Nya dengan mengikuti jejak kenabian
dan kerasulan, ia mentaati ayat-ayat Allah dalam Taurat yang diwahyukan Allah
dengan mengikuti jejak kenabaian dan kerasulan Nabi Musa ‘alaihis-salam,
ia mentaati ayat-ayat Allah dalam Injil yang diwahyukan Allah dengan mengikuti
jejak kenabaian dan kerasulan Nabi Isa ‘alaihis-salam, ia tak ada
ganjalan maupun keberatan sedikitpun bershiyam Ramadhan, mentaati ayat-ayat
Allah dalam Al-Qur’an yang diwahyukan Allah dengan mengikuti jejak kenabaian
dan kerasulan Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang beliau
diriwayatkan meninggalkan peribadatan (ritual) rasial ‘Asyura’.
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya:
"Hai kaumku, mengapa kalian menyakitiku, sedangkan kalian mengetahui bahwa
sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian?"
Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah
memalingkan hati mereka; dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang
fasik. (QS. 61/Ash-Shaff : 5)
Dan (ingatlah) ketika Isa Putra Maryam berkata: "Hai
Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian, membenarkan
kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan
(datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad
(Muhammad)" Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa
bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang
nyata". (QS. 61/Ash-Shaff : 6)
Ritual kebangsaan (rasial) ‘Asyura’ dalam bentuk
yang berbeda dan dikemas dengan kemasan agama kini menjadi akar radikal agama
Syi’ah.
Patung
Anak Sapi dari Emas Dibuat Suku Samiri
Dan
(ingatlah), ketika Kami mengikat janji kepada Musa (memberikan Taurat, sesudah)
empat puluh malam, lalu kalian menjadikan patung anak sapi dari emas (sembahan
kalian) sepeninggalnya dan kalian adalah orang-orang yang zhalim. (QS.
2/Al-Baqarah : 51)
Patung
anak sapi dari emas dibuat oleh orang bersuku Samiri (salah satu suku Yahudi,
Bani Israil) untuk dipertuhankan baik patung sebagai berhala maupun emas
sebagai kekayaan, kesenangan dan kepentingan duniawi. Untuk alasan inilah baik
untuk beragama maupun berideologi non agama umat manusia, utamanya zaman
sekarang didominasi oleh penghindaran dari ayat-ayat Allah dengan pelemparan
membuang jejak kerasulan, sunnah kenabian.
Berkata
Musa: "Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian) hai Samiri?" (QS.
20/Thaahaa : 95)
Samiri
menjawab: "Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, maka
aku ambil segenggam dari jejak rasul lalu aku melemparkannya, dan demikianlah
nafsuku membujukku". (QS. 20/Thaahaa : 96)
Missi Samiri Rasial Yahudi
Dengan menjadikan semua agama itu sama dan agama hanya
sebagai komponen pelengkap kebangsaan
yang diterapkan di seluruh negara di dunia sekarang ini merupakan jaminan bahwa
kebangsaan apapun di muka bumi ini tidak akan melampaui superioritas rasial
Yahudi yang memposisikan kenabian, kerasulan dan kitab dari Allah tunduk
mengikuti ritual kebangsaan (rasial) Yahudi.
Missi
Samiri mempertuhankan emas (Gold) untuk menghindarkan manusia dari
mempertuhankan Allah (God) yang diibadati kini menjadi pengendali jumlah
dominan penduduk bumi sebagaimana dirancang dan direncanakan otak Samiri
berikut ini :
Per Me reges regnant. "Melalui sayalah Raja-Raja itu memerintah." Dan
ini disabdakan oleh nabi-nabi bahwa kita adalah Orang-orang Pilihan Tuhan
Sendiri untuk memerintah seluruh bumi. Tuhan (God) telah menganugerahi
kita kecerdasan yang setara dengan tugas kita. Apakah kecerdasan itu juga ada
di pihak lain, ia masih harus bertarung melawan kita, tapi meski demikian,
seorang pendatang baru itu tidak akan sebanding dengan penghuni yang telah lama
mapan menetap : akan terjadi pertarungan tiada ampun di antara kita, suatu
pertarungan yang belum pernah terjadi di dunia ini. Ya, dan si cerdas pada pihak lain akan
datang terlalu terlambat. Seluruh roda dari mesin semua negara-negara (di
seluruh dunia) bergerak dengan kekuatan motor, yang telah ada dalam genggaman
kita, dan motor mesin dari negara-negara itu adalah emas (Gold). Ilmu pengetahuan tentang ekonomi politik ditemukan
oleh para pini sepuh terpelajar kita yang sejak jauh sebelumnya, telah
memberikan prestise tinggi kepada modal.
Modal, apabila
harus bekerjasama tanpa rintangan, kita harus bebas menetapkan monopoli
industri dan perdagangan; hal ini eksekusinya telah dijalankan oleh suatu
tangan di balik tabir di seluruh penjuru dunia.
Sekarang ini
adalah lebih penting untuk tidak mempersenjatai rakyat daripada membawa mereka
ke dalam peperangan. Yang lebih penting lagi, demi kepentingan kita, adalah
menggunakan nafsu-nafsu yang telah meledak terbakar daripada memadamkan apinya.
Yang lebih penting lagi adalah menangkap dan menerjemahkan ide-ide atau
lain-lainnya untuk disesuaikan dengan diri kita sendiri daripada
memusnahkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar